0
Posted by Unknown on 07.14
Usia Wanita Lebih Panjang Daripada Pria ? Mengapa ?

Selamat malam FerDoters, Tahukah kalian umur Wanita lebih panjang daripada Pria ? Mau tahu kenapa ? Yukk baca ini

 



FerDoters, tahu gak sih di banyak negara perempuan hidup 5-10 tahun lebih lama ketimbang pria. Harapan hidup perempuan juga lebih tinggi daripada pria. Mengapa pria meninggal lebih cepat dan perempuan bisa lebih panjang umur?

Mau tau mengapa usia wanita lebih panjang daripada Pria?

Perilaku agresif pria yang cenderung nekat dan berani mengambil risiko ketimbang wanita yang selalu memlih cari aman, diduga menjadi salah satu faktornya. Tapi keunggulan wanita yang lebih panjang umur ketimbang pria ini, dalam satu dekade terakhir rupanya mulai menurun. Perempuan masa kini juga hidup dengan penuh risiko seperti ikutan merokok, tingkat stres pekerjaan yang sama dan perilaku kekerasan yang dialaminya. Namun meski perempuan masa kini sudah mulai mengalami risiko yang hampir sama dengan pria, para wanita masih lebih unggul dalam hal usia ketimbang pria.

Berikut penyebab kenapa pria lebih cepat meninggal ketimbang wanita seperti dilansir dari buzzle, Senin (21/10/2013) :

1.      Perilaku agresif dan membahayakan
Sudah banyak kasus pria yang mati muda di usia 12-30 tahun karena tindakan agresif dan nekatnya. Sebut saja perilaku menyetir yang lebih sering kebut-kebutan ketimbang wanita yang cari aman dengan menyetir pelan. Pria juga berkenalan dengan rokok dan minum-minuman keras di usia yang lebih muda. Belum lagi pemakaian dopping berupa narkoba karena pria tak mampu menghalau stres ketimbang wanita. Perilaku bunuh diri juga lebih banyak ditemukan pada pria ketimbang wanita karena alasan depresi.

2.      Pria susah hidup sehat
Pria cenderung memanjakan diri dalam kebiasaan merusak seperti merokok, minum-minum dan dopping di usia masih muda dibandingkan wanita. Kebiasaan seperti ini memberikan berbagai risiko kesehatan dan penyakit ke tubuh

3.      Makan berlebihan
Fakta mengungkap pria makan lebih banyak ketimbang wanita. Pria juga lebih banyak makan daging yang berkontribusi pada tingginya kolesterol. Dampak kolesterol yang tinggi adalah terkena penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke di kemudian hari.

4.      Hormon seks
Wanita mengalami menopause dan berhentinya produksi hormon estrogen dan menurunnya hormon seks lainnya. Sebaliknya pria terus memproduksi hormon testosteron sepanjang hidupnya yang tidak menguntungkan saat mereka tua. Perubahan genetik wanita ini dipercaya ilmuwan memberikan perlindungan kematian pada kaum hawa.

5.      Wanita makhluk yang berevolusi
Takdir wanita yang harus melahirkan membuat tubuhnya dirancang secara genetik untuk dapat menahan perubahan fisik yang ekstrem tersebut. Positifnya, kemampuan menahan perubahan fisik tersebut membuat wanita lebih kuat dan sehat daripada pria. Karena pria hanya terbatas pada menabur benih dan melakukan seks untuk prokreasi. Seperti pada kebanyakan mamalia, betina akan cenderung hidup lebih lama daripada pejantan.

6.      Wanita mengalami defisiensi (kekurangan) zat besi
Wanita cenderung kekurangan zat besi di dalam tubuhnya karena mengalami menstruasi bulanan. Zat besi ini sebagian besar ditemukan dalam daging merah yang jika kebanyakan memberi kontribusi terhadap banyaknya produksi radikal bebas. Dampak radikal bebas ini bisa mempercepat penuaan dan menyumbat arteri, meningkatkan risiko stroke dan jantung. Pria secara alami memiliki zat besi lebih banyak dalam darahnya ketimbang wanita.

7.      Malas tes kesehatan
Sebagian besar pria pasti menolak jika diminta untuk melakukan tes kesehatan. Selain karena masalah ego atau percaya diri yang berlebihan, pria selalu enggan ke dokter jika tidak ada sesuatu yang besar terjadi dalam tubuhnya.


Sekarang FerDoters udah tahu kan alasannya. Semoga Bermanfaat :D

0

OSTEOMIELITIS

Posted by Unknown on 08.02
Nahh FerDoters kali ini FerDot masih posting seputar Keperawatan Dewasa nihh. mungkin FerDot mabok KepDew jadinya posting masalah KepDew terus nihhh. wkwkwk
Peace KepDew :D


A.      PENGERTIAN OSTEOMIELITIS
·      Smeltzer & Bare (2002:2342) mendefinisikan Osteomielitis sebagai infeksi tulang yang dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
·      Osteomielitis adalah suatu infeksi tulang dan diklasifikasikan menurut asalnya sebagai primer atau sekunder, menurut flora mikrobanya, dan menurut perjalanan penyakitnya sebagai akut, sub akut, atau kronik (Schrock, 1996:472).
·      Osteomielitis juga dapat diartikan sebagai infeksi jaringan tulang yang dapat timbul akut atau kronik (Price A. Sylvia & Wilson, 1995:1200). 
·      Berdasarkan pendapat lain menyatakan bahwa “osteomielitis (Infeksi tulang) merupakan proses peradangan yang dapat terjadi secara mendadak atau perlahan-lahan pada tulang yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme (bakteri dan jamur)”.
Jadi, Osteomielitis merupakan peradangan tulang akut atau kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Osteomielitis dapat terlokalisasi atau menyebar melalui periosteum, korteks, sumsum, dan jaringan kanselus.

B.       PENYEBAB OSTEOMIELITIS
Faktor penyebab infeksi tulang sangat bervariasi. Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Akut hematogen tersebut menyebar akibat dari bakteri penyakit yang mendasari. Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di tempat dimana terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tidak jelas).
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi) atau kontaminasi langsung dari tulang (misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang). Trauma minimal atau trauma non-tembus dapat menyebabkan perdarahan atau oklusi pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan necrose tulang. Sedangkan trauma tembus dapat menyebabkan akut osteomyelitis karena adanya kuman yang masuk secara langsung.
Kronik osteomyelitis biasanya disebabkan karena salah diagnosa atau penanganan selama fase akut tidak sempurna. Pada keadaan kronik biasanya dijumpai adanya kuman gram negative dan atau gram positif (Smeltzer & Bare, 2002:2343).
Pemasangan implan selalu disertai resiko tinggi terjadi infeksi karena kemungkinan terdapat kuman pada benda asing itu, pemasangan ini tidak menyebabkan infeksi selama antibiotik diberikan. Tetapi infeksi masih dapat muncul beberapa bulan, bahkan 1-2 tahun setelah operasi. Kuman yang sering menyebabkan infeksi pascabedah ortopedi adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan kuman gram negatif seperti pseudomonas dan enterobakter. Dengan kata lain osteomielitis merupakan komplikasi lanjut dari patah tulang (Sjamsuhidajat, 1997:297).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang menderita artritis reumatoid, telah dirawat di rumah sakit, mendapat terapi terapi kortikosteroid jangka panjang pernah mengalami pembedahan sendi dan ortopedi sebelumnya serta mengalami infeksi luka mengeluarkan nanah (pus) (Smeltzer & Bare, 2001:2343).

C.       KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS 
Schrock (1996:473) mengklasifikasikan osteomielitis menjadi 2 (dua) yaitu:
a.       Osteomielitis primer yang disebabkan oleh implantasi mikroorganisme secara langsung ke dalam tulang dan biasanya terbatas pada tempat tersebut. Fraktur terbuka (compound fracture), dan operasi bedah pada tulang merupakan penyebab tersering.
b.      Osteomielitis sekunder (hematogen) biasanya disebabkan oleh penyebaran melalui aliran darah. Kadang-kadang, osteomielitis sekunder dapat disebabkan oleh perluasan infeksi secara langsung dari jaringan lunak di dekatnya ke fokus lain.
Osteomielitis sekunder dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : Osteomielitis akut dan kronik.
a.       Osteomielitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri yang meluas (bakteremia) dan semua kuman patogen (Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Basil Coil dan Basil Influenza < 4 minggu).
b.      Osteomielitis kronik merupakan osteomielitis akut yang lama terjadi dan tidak sembuh-sembuh, bisa terjadi karena adanya infeksi sampingan dari penyakit yang diderita oleh pasien, seperti tubercolosis atau kadang-kadang sifilis (> 4 minggu).

D.      PATIFISIOLOGI OSTEOMIELITIS
Adanya invasi satu atau lebih kuman patologis melalui luka yang terinfeksi di saluran pernafasan atas terutama pada anak-anak di tempat vokal infeksi lain, seperti radang telinga dan gusi. Melalui aliran darah akan terjadi bakteremia ke seluruh tubuh. Selanjutnya kuman mengalami multifikasi pada daerah metafisis tulang panjang karena secara anatomis di daerah tersebut aliran darahnya banyak dan berbelok-belok sehingga aliran darah akan menjadi lambat dan memberikan kesempatan kuman untuk multifikasi.
Faktor tersebut dapat diperberat dengan adanya status gizi penderita yang buruk atau penderita mendapat obat-obat imuno-supresif. Invasi kuman tersebut akan masuk ke tulang atau jaringan lunak sekitarnya yang akan menyebabkab inflamasi. Akibatnya terjadi peningkatan vaskularisasi yang menyebabkan pembentukan udema. Dalam beberapa hari trombosis pembuluh darah terbentuk yang menyebabkan iskhemia, atau penurunan aliran darah pada tulang yang terkena dengan konsekuensi kematian jaringan tulang. Adanya jaringan tulang necrotid (sequestrum) memperlambat proses penyembuhan dan memperberat infeksi, bahkan sering dalam bentuk abses.

E.       MANIFESTASI KLINIS OSTEOMIELITIS
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan demam, nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah di atas tulang bisa mengalami luka dan membengkak dan dalam pergerakan akan menimbulkan nyeri.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah di atas tulang dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.
Osteomielitis kronik sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak di atas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah (pus) yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi, jika nanah dari tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.




F.      PEMERIKSAAN PENUNJANG OSTEOMIELITIS
1.      Tes Laboratorium
a.       Darah : Pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan peningkatan laju endapan darah.
b.      Kultur darah dan kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
2.      Pemeriksaan Radiologik
a.       Sinar-X : Pada fase akut, pemeriksaan sinar-X awal hanya menunjukkan pembengkakan jaringan lunak. Sedangkan pada fase lesonik terlihat pembengkakan lebih besar, kavitas iregular, peningkatan periosteum, sequaestra (pembentukan tulang padat).
b.      MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat membantu diagnosis definitif awal.

G.      PENATALAKSANAAN OSTEOMIELITIS
Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi. Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika IV dengan tujuan untuk mengontrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat terjadinya trombosis.
Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3 bulan. Bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi antibiotika, tulang yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat (debridement) lalu daerah itu diirigasi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Selanjutnya terapi antibiotika dilanjutkan (Smeltzer & Bare,2002:2344).

H.    KOMPLIKASI OSTEOMIELITIS

Terlambatnya diagnosa atau terapi awal yang tidak memadai dapat menimbulkan komplikasi. “ Penyakit infeksi dapat menimbulkan komplikasi dini dan lanjut. Komplikasi dini dapat berupa pembentukan abses jaringan lunak dan arthritis septik, sementara itu komplikasi lanjutnya berupa osteomielitis kronis, fraktur patologis, kontraktur sendi dan gangguan pertumbuhan tulang”. Smeltzer & Bare (2002:2387) menyebutkan bahwa fraktur patologis dapat terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah karena proses penyakit.

0

DEBRIDEMENT

Posted by Unknown on 07.50
malam FerDoters, gimana kabarnya nihh ?? pasti baikkan ?? malam ini FerDot bakalan post tentang debridement nihhh. Efek kuliah Keperawatan Dewasa nihhh. jadinya posting sedikit tentang Debridement yakk
·         Definisi Debridement
Pengertian debridemen adalah menghilangkan jaringan mati juga membersihkan luka dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh.Caranya yaitu dengan mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material perwatan luka yang fungsinya utuk menyerap dan mengangkat bagian-bagian luka yang nekrotik.
·         Tujuan dilakukan Debridement
Tujuan dilakukannya debridement yaitu untuk mengeluarkan kontaminan dengan rasa nyeri yang minimal pada pasien serta trauma jaringan yang minimal pula.untuk luka yang kotor,mencelupkan bagian yang cidera ke dalam air yang sama dengan suhu tubuh , dapat meredakan nyeri dan dapat membantu menghilangka debris.
·         Metode Debridement
Terdapat 4 metode debridement, yaitu autolitik, mekanikal, enzimatik dan surgikal. Metode debridement yang dipilih tergantung pada jumlah jaringan nekrotik, luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan penyakit sistemik.
1.      Debridement Otolitik
Otolisis menggunakan enzim tubuh dan pelembab untuk rehidrasi, melembutkan dan akhirnya melisiskan  jaringan nekrotik. Debridement otolitik bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan. Proses ini juga tidak nyeri bagi pasien. Debridemen otolitik dapat dilakukan dengan menggunakan balutan oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan luka kontak dengan jaringan nekrotik. Debridement otolitik dapat dilakukan dengan hidrokoloid, hidrogel atau transparent films.
Indikasi
·      Pada luka stadium III atau IV  dengan eksudat sedikit sampai sedang.
Keuntungan:
·      Sangat selektif, tanpa menyebabkan kerusakan kulit di sekitarnya.
·      Prosesnya aman, menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk membersihkan luka debris nekrotik .
·      Efektif dan mudah
·      Sedikit atau tanpa nyeri.
Kerugian:
·      Tidak secepat debridement surgikal.
·      Luka harus dimonitor ketat untuk melihat tanda-tanda infeksi.
·      Dapat menyebabkan pertumbuhan anaerob bila hidrokoloid oklusif digunakan.

2.      Debridement Enzymatik:
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk merangsang debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis, debridement enzimatik dilakukan setelah debridement surgical atau  debridement otolitik dan mekanikal. Debridement enzimatik direkomendasikan untuk luka kronis.
Indikasi
·      Untuk luka kronis
·      Pada luka apapun dengan banyak debris nekrotik.
·      Pembentukan jaringan parut
Keuntungan
·      Kerjanya cepat
·      Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang tepat.
Kerugian:
·      Mahal
·      Penggunaan harus hati-hati  hanya pada jaringan nekrotik.
·      Memerlukan balutan sekunder  
·      Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
2. Wound with Duoderm, maggots and applying chiffon.
Aplikasi balutan dengan debridement enzymatic
7. Removal of dressing
Setelah beberapa hari pemakaian, balutan dibuka

3.      Debridement Mekanik
Dilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat pada luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman. Selama proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada anyaman akan diangkat. Beberapa dari jaringan tersebut non-viable, sementara beberapa yang lain viable. Debridement ini nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan tidak sehat. Debridement mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering.
Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement mekanik.Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan.
Indikasi
·      Luka dengan debris nekrotik moderat.
Keuntungan:
·      Materialnya murah (misalnya tule)
Kerugian:
·      Non-selective dan dapat menyebabkan trauma jaringan sehat atau jaringan penyembuhan
·      Lambat
·      Nyeri
·      Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga penyebaran melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi. Disinfeksi tambahan dapat menjadi sitotoksik.

4.      Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement surgikal merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan debridement surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi waktu. Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien atau di dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi.
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal), bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan yang dipotong.

Luas dan radikalitas debridemet dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


  
Indikasi
·      Luka dengan jaringan nekrotik yang luas
·      Jaringan terinfeksi.
Keuntungan:
·      Cepat dan selektif
·      Efektif
Kerugian :
·      Nyeri
·      Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar operasi
Teknik Operasi
1.    Tindakan a dan antiseptik
2.    Anestesi infiltrasi sekitar luka
3.    Luka dicuci sampai bersih
4.    Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neuro vaskular.
5.    Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
6.    Ulangi langkah 5 sampai semua/sebagian besar jaringan terbuang. Sampai jaringan sehat terlihat (sudah ada perdarahan normal)
7.    Jika luka tertutup darah, cuci kembali dengan NaCl 0.9 %, lalu kembali identifikasi jaringan nekrotik.

8.    Selanjutnya tergantung tipe luka dapat dijahit primer atau dilakukan perawatan luka terbuka atau tindakan definitif lainnya.

Copyright © 2009 Fer Dot Story All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.