0
OSTEOMIELITIS
Posted by Unknown
on
08.02
Nahh FerDoters kali ini FerDot masih posting seputar Keperawatan Dewasa nihh. mungkin FerDot mabok KepDew jadinya posting masalah KepDew terus nihhh. wkwkwk
Peace KepDew :D
Peace KepDew :D
A.
PENGERTIAN
OSTEOMIELITIS
·
Smeltzer &
Bare (2002:2342) mendefinisikan Osteomielitis sebagai infeksi tulang yang dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ekstremitas.
·
Osteomielitis
adalah suatu infeksi tulang dan diklasifikasikan menurut asalnya sebagai primer
atau sekunder, menurut flora mikrobanya, dan menurut perjalanan penyakitnya
sebagai akut, sub akut, atau kronik (Schrock, 1996:472).
·
Osteomielitis
juga dapat diartikan sebagai infeksi jaringan tulang yang dapat timbul akut
atau kronik (Price A. Sylvia & Wilson, 1995:1200).
·
Berdasarkan
pendapat lain menyatakan bahwa “osteomielitis (Infeksi tulang) merupakan proses
peradangan yang dapat terjadi secara mendadak atau perlahan-lahan pada tulang
yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme (bakteri dan jamur)”.
Jadi,
Osteomielitis merupakan peradangan tulang akut atau kronis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri atau jamur. Osteomielitis dapat terlokalisasi atau menyebar
melalui periosteum, korteks, sumsum, dan jaringan kanselus.
B.
PENYEBAB
OSTEOMIELITIS
Faktor penyebab infeksi tulang sangat bervariasi. Infeksi bisa disebabkan
oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain
(misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran
nafas atas). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang
lain ke tulang. Akut hematogen tersebut menyebar akibat dari bakteri penyakit
yang mendasari. Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di
tempat dimana terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi rendah,
kemungkinan akibat trauma subklinis (tidak jelas).
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak
(misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi) atau kontaminasi langsung dari
tulang (misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak,
pembedahan tulang). Trauma minimal atau trauma non-tembus dapat menyebabkan
perdarahan atau oklusi pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan necrose
tulang. Sedangkan trauma tembus dapat menyebabkan akut osteomyelitis karena
adanya kuman yang masuk secara langsung.
Kronik osteomyelitis biasanya disebabkan karena salah diagnosa atau
penanganan selama fase akut tidak sempurna. Pada keadaan kronik biasanya
dijumpai adanya kuman gram negative dan atau gram positif (Smeltzer & Bare,
2002:2343).
Pemasangan implan selalu disertai resiko tinggi terjadi infeksi karena
kemungkinan terdapat kuman pada benda asing itu, pemasangan ini tidak
menyebabkan infeksi selama antibiotik diberikan. Tetapi infeksi masih dapat
muncul beberapa bulan, bahkan 1-2 tahun setelah operasi. Kuman yang sering
menyebabkan infeksi pascabedah ortopedi adalah Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan kuman gram negatif seperti pseudomonas dan
enterobakter. Dengan kata lain osteomielitis merupakan komplikasi lanjut dari
patah tulang (Sjamsuhidajat, 1997:297).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang
nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien
yang menderita artritis reumatoid, telah dirawat di rumah sakit, mendapat
terapi terapi kortikosteroid jangka panjang pernah mengalami pembedahan sendi
dan ortopedi sebelumnya serta mengalami infeksi luka mengeluarkan nanah (pus)
(Smeltzer & Bare, 2001:2343).
C.
KLASIFIKASI
OSTEOMIELITIS
Schrock
(1996:473) mengklasifikasikan osteomielitis menjadi 2 (dua) yaitu:
a.
Osteomielitis
primer yang disebabkan oleh implantasi mikroorganisme secara langsung ke dalam
tulang dan biasanya terbatas pada tempat tersebut. Fraktur terbuka (compound
fracture), dan operasi bedah pada tulang merupakan penyebab tersering.
b.
Osteomielitis
sekunder (hematogen) biasanya disebabkan oleh penyebaran melalui aliran darah.
Kadang-kadang, osteomielitis sekunder dapat disebabkan oleh perluasan infeksi
secara langsung dari jaringan lunak di dekatnya ke fokus lain.
Osteomielitis sekunder dapat dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu : Osteomielitis akut dan kronik.
a.
Osteomielitis
akut disebabkan oleh infeksi bakteri yang meluas (bakteremia) dan semua kuman
patogen (Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Basil Coil
dan Basil Influenza < 4 minggu).
b.
Osteomielitis
kronik merupakan osteomielitis akut yang lama terjadi dan tidak sembuh-sembuh,
bisa terjadi karena adanya infeksi sampingan dari penyakit yang diderita oleh
pasien, seperti tubercolosis atau kadang-kadang sifilis (> 4 minggu).
D.
PATIFISIOLOGI
OSTEOMIELITIS
Adanya invasi satu atau lebih kuman patologis melalui luka yang terinfeksi
di saluran pernafasan atas terutama pada anak-anak di tempat vokal infeksi
lain, seperti radang telinga dan gusi. Melalui aliran darah akan terjadi
bakteremia ke seluruh tubuh. Selanjutnya kuman mengalami multifikasi pada
daerah metafisis tulang panjang karena secara anatomis di daerah tersebut
aliran darahnya banyak dan berbelok-belok sehingga aliran darah akan menjadi
lambat dan memberikan kesempatan kuman untuk multifikasi.
Faktor tersebut dapat diperberat dengan adanya status gizi penderita yang
buruk atau penderita mendapat obat-obat imuno-supresif. Invasi kuman
tersebut akan masuk ke tulang atau jaringan lunak sekitarnya yang akan
menyebabkab inflamasi. Akibatnya terjadi peningkatan vaskularisasi yang
menyebabkan pembentukan udema. Dalam beberapa hari trombosis pembuluh darah
terbentuk yang menyebabkan iskhemia, atau penurunan aliran darah pada tulang
yang terkena dengan konsekuensi kematian jaringan tulang. Adanya jaringan
tulang necrotid (sequestrum) memperlambat proses penyembuhan dan memperberat
infeksi, bahkan sering dalam bentuk abses.
E.
MANIFESTASI
KLINIS OSTEOMIELITIS
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah,
menyebabkan demam, nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah di atas tulang
bisa mengalami luka dan membengkak dan dalam pergerakan akan menimbulkan nyeri.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau
yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di
daerah di atas tulang dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi
ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang
normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak,
biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.
Osteomielitis kronik sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak di atas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah (pus) yang menetap
atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi, jika nanah dari
tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (sinus)
terbentuk dari tulang menuju kulit.
F.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG OSTEOMIELITIS
1.
Tes Laboratorium
a.
Darah :
Pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan peningkatan laju
endapan darah.
b.
Kultur darah dan
kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
2.
Pemeriksaan
Radiologik
a.
Sinar-X : Pada
fase akut, pemeriksaan sinar-X awal hanya menunjukkan pembengkakan jaringan
lunak. Sedangkan pada fase lesonik terlihat pembengkakan lebih besar, kavitas
iregular, peningkatan periosteum, sequaestra (pembentukan tulang padat).
b.
MRI (Magnetic
Resonance Imaging) dapat membantu diagnosis definitif awal.
G.
PENATALAKSANAAN
OSTEOMIELITIS
Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan
dan mencegah terjadinya fraktur. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan
menghentikan proses infeksi. Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai
pemberian terapi antibiotika IV dengan tujuan untuk mengontrol infeksi sebelum
aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat terjadinya trombosis.
Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral
dan dilanjutkan sampai 3 bulan. Bila penderita tidak menunjukkan respon
terhadap terapi antibiotika, tulang yang terkena harus dilakukan pembedahan,
jaringan purulen dan nekrotik diangkat (debridement) lalu daerah itu diirigasi
secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Selanjutnya terapi
antibiotika dilanjutkan (Smeltzer & Bare,2002:2344).
H.
KOMPLIKASI
OSTEOMIELITIS
Terlambatnya diagnosa atau terapi awal yang tidak memadai dapat menimbulkan
komplikasi. “ Penyakit infeksi dapat menimbulkan komplikasi dini dan lanjut.
Komplikasi dini dapat berupa pembentukan abses jaringan lunak dan arthritis
septik, sementara itu komplikasi lanjutnya berupa osteomielitis kronis, fraktur
patologis, kontraktur sendi dan gangguan pertumbuhan tulang”. Smeltzer &
Bare (2002:2387) menyebutkan bahwa fraktur patologis dapat terjadi pada
daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah karena proses penyakit.
Posting Komentar